Kabut Asap Membubung di Lautan, Nelayan Tapanuli Tengah Takut Melaut
SUARA DESA | Tapteng -
Nelayan di Kecamatan Pandang, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng),
Sumatera Utara (Sumut) saat ini takut melaut. Sebabnya kemunculan kabut asap kiriman akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, dan Lampung.
Seorang nelayan bernama Ucok Pasaribu mengatakan, nelayan di Tapteng
sudah lebih dari sepekan tidak melaut, karena kabut asap yang melanda
wilayah mereka. Sebagian besar nelayan di Tapteng merupakan nelayan
tradisional yang tak memiliki alat navigasi memadai.
"Nelayan di sini masih takut melaut karena kabut asap yang tebal, kami di sini takut nyasar," kata Ucok, Minggu (22/9/2019).
Ucok mengatakan, kabut asap
di wilayah Tapteng semakin pekat. Kabut asap membuat jarak pandang
mereka sebagai nelayan terbatas. Selama ini mereka hanya mengandalkan
jarak pandang saat melaut, karena mereka tidak memiliki alat navigasi
modern.
"Kami enggak bisa melaut. Alat tradisional tidak ada navigasinya di perahu kami," ungkapnya.
Ucok mengaku, mereka bisa saja melaut hingga ke tengah. Tetapi mereka
khawatir dengan jarak pandang yang sangat terbatas, dan mereka takut
tidak bisa pulang ke darat akibat jarang pandang sangat terbatas.
"Bisa nyasar, bahkan bisa sampai ke Samudera Hindia kalau tidak ada alat penunjuk arah," sebutnya.
Ketakutan nelayan di Tapteng untuk melaut saat ini cukup berasalan.
Pada tahun-tahun sebelumnya, dengan kondisi udara yang sama, banyak
nelayan tersesat. Belum lagi dengan kondisi cuaca saat ini yang mulai
memasuki musim penghujan.
"Kadang hujan datang disertai angin kencang, sehingga gelombang laut
cukup tinggi. Sebagain besar nelayan di sini, hanya menggunakan
perahu-perahu kecil," ujarnya.
Akibat tidak melaut lebih dari sepekan beakangan, penghasilan nelayan
di Tapteng menjadi berkurang. Mereka hanya berani menangkap ikan di
pinggir laut.
"Daripada kami nekat ke tengah laut, nyasar dan tenggelam. Risikonya besar," kata Ucok.
Editor : Diko
No comments