Mahasiswa USU Asal Malaysia Diduga Meninggal Akibat Difteri
SUARA DESA | Medan -
Dinas Kesehatan Sumatera Utara (Dinkes Sumut) menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU). Hal ini setelah meninggalnya seorang mahasiswi USU, NA.
Mahasiswa berusia 20 tahun berkewarganegaraan Malaysia tersebut
meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik, diduga
karena virus difteri. NA meninggal dunia pada Sabtu, 21 September 2019.
"Iya benar, KLB. Kalau difteri dan beberapa penyakit, begitu ada kasus langsung ditetapkan KLB," katanya, Selasa (24/9).
Alwi menyebut, status KLB akan dicabut kalau sudah benar-benar aman.
Pihaknya sedang melakukan penyelidikan epidemiologi untuk memastikan NA
meninggal dunia akibat difteri atau terkonfirmasi kuman difteri.
Dinkes Sumut juga sudah melakukan tindakan Outbreak Response
Immunization (ORI) dengan mengimunisasi orang-orang yang kontak dengan
korban selama di Medan. NA juga sempat pulang ke Kuala Lumpur dan ke
Selangor pada 13 sampai 15 September 2019.
"Dia balik ke Indonesia dengan riwayat demam. Kami sudah imunisasi
orang-orang yang kontak dengan korban. Imunisasi sudah dilakukan
terhadap 290 orang yang mayoritas mahasiswa FK USU. Belum diketahui
dimana korban terkena virus difteri," ungkapnya.
Meninggalnya NA menjadi pemberitaan media Malaysia. NA sempat
dikhawatirkan meninggal karena kondisi udara yang kian tak sehat di
wilayah Sumatera.
Direktur Pendidikan Malaysia di Indonesia, Prof, Mior Harris Mior
Harun menjelaskan, NA yang masuk RSUP Haji Adam Malik pada Jumat, 20
September 2019, meninggal karena diduga terkena penyakit difteri.
Kasubag Humas RSUP Haji Adam Malik Medan, Rosario Dorothy
Simanjuntak, membenarkan NA meninggal dunia di rumah sakit umum milik
pemeritah pusat tersebut. Jenazah NA sudah dipulangkan Sabtu, 21
September 2019.
"Pasien tersebut hanya dirawat satu malam. Masuk Jumat dan meninggal Sabtu sekitar pukul 2.30 WIB," jelasnya.
Sebelumnya, NA sempat dirawat beberapa hari di RS USU lalu dirujuk ke
RSUP Haji Adam Malik. Rosario juga menegaskan bahwa NA bukan meninggal
karena asap.
"Sejauh ini penyebab kematian suspect difteri. Secara klinis
sudah mengarah ke difteri, tapi harus kita pastikan lagi, kita tunggu
hasil lab dari Jakarta dalam seminggu ini, ya. Sebelum pasien meninggal,
kita sudah ambil spesimen swab dari pasien," terangnya.
Difteri adalah infeksi bakteri pada hidung dan tenggorokan. Meski
tidak selalu menimbulkan gejala, penyakit ini biasanya ditandai
munculnya selaput abu-abu yang melapisi tenggorokan dan amandel.
Bila tidak ditangani secara serius, bakteri difteri bisa mengeluarkan
racun yang dapat merusak sejumlah organ, seperti jantung, ginjal, atau
otak. Difteri tergolong penyakit menular berbahaya dan berpotensi
mengancam jiwa.
Editor : Diko
No comments