Polisi Sebut Aksi Ricuh Mahasiswa di Medan Ditunggangi DPO Kasus Terorisme
SUARA DESA | Medan -
Pihak kepolisian langsung bergerak cepat untuk menelusuri dalang di balik demo mahasiswa yang ricuh di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRD Sumut), Jalan Imam Bonjol, Kota Medan.
Kapolda Sumut, Irjen Pol Agus Andrianto mengatakan, dari hasil
penelusuran yang dilakukan, pihaknya menemukan adanya keterlibatan
seseorang yang menjadi Daftar Pencarian Orang (DPO) kasus terorisme.
"Penelusuran tim, kegiatan penyampaian pendapat dari mahasiswa
ditunggangi DPO kasus terorisme berinisial RSL," kata Kapolda Sumut,
Irjen Pol Agus Andrianto, Selasa (24/9).
Kapolda mengatakan, RSL sudah ditangkap dan kemungkinan akan dikirim
ke Densus 88. Jenderal bintang dua ini menyebut, adanya keterlibatan
dari pihak-pihak yang memiliki kepentingan di luar penyampaian pendapat
seperti ini harus diantisipasi.
"Dalam menyampaikan pendapat itu dijamin undang-undang. Hanya, saya
minta hati-hati karena selalu ada potensi ditunggangi oleh pihak yang
punya kepentingan, dan rawan disusupi. Sampaikanlah pendapat dengan cara
santun," ucapnya.
Agus juga mengungkapkan, dari data yang diperoleh sekitar 53 orang diamankan dalam demo mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Sumut hingga berujung ricuh, termasuk RSL.
"Akan diperiksa, terkhusus RSL akan diperiksa lebih intensif," ungkapnya.
Kondisi di depan Gedung DPRD Sumut saat ini sudah kondusif. Arus lalu
lintas yang sebelumnya ditutup di Jalan Imam Bonjol sudah bisa dilalui
oleh kendaraan bermotor. Mahasiswa yang mencari perlindungan di Kantor
Kodim 0201/BS satu per satu mulai kembali ke rumah masing-masing.
Aksi unjuk rasa yang dilakukan ribuan mahasiswa dari berbagai
perguruan tinggi di depan Gedung DPRD Sumut terus memanas. Sejumlah
kendaraan polisi dan kaca-kaca gedung anggota dewan rusak terkena
lemparan batu.
Tidak hanya itu, dalam kericuhan terkait demo mahasiswa yang menolak berbagai Rancangan Undang-Undang (RUU) juga menyebabkan sejumlah awak media terluka akibat terkena lempar batu.
Seorang jurnalis yang terluka, Raden Arman mengatakan, sebelum
terkena lemparan batu dari arah mahasiswa, dirinya sedang mengambil
gambar aksi unjuk rasa. Raden mengalami luka pada kening sebelah kiri.
Saat terkena lemparan batu, posisi Raden berada di barisan polisi.
"Saat saya lagi ambil gambar, tiba-tiba batu dari arah mahasiswa
mengenai kening kiri saya. Tiba-tiba sudah berdarah dahi saya," kata
jurnalis salah satu media lokal itu.
Terkait kondisi tersebut, Raden kemudian langsung dilarikan oleh
petugas keamanan ke dalam Gedung DPRD Sumut yang berada di Jalan Imam
Bonjol, Kota Medan, untuk mendapatkan pertolongan pertama.
Editor : Diko
No comments