Tragis, Anak Temukan Bapaknya Terbakar di Kebun Bambu di Banyumas
SUARA DESA | Banyumas -
Suasana tenteram Desa Cikawung , Kecamatan Ajibarang, Kabupaten
Banyumas, Jawa Tengah mendadak berubah hiruk pikuk dan mencekam. Sesosok
jenazah ditemukan terbakar di kebun bambu.
Belakangan diketahui, jasad terbakar itu adalah Slamet (65 th), warga
desa tetangga, Semedo Kecamatan Pekuncen. Slamet tewas terbakar di
kebunnya sendiri.
Tragisnya, yang menemukan jenazah Slamet adalah anaknya, Suyudi (32
th), yang masih tinggal serumah dengan keluarganya di Semedo. Tak
terbayangkan betapa pedih hatinya melihat bapaknya tewas terbakar, saat itu.
Komandan Taruna Tanggap Bencana (Tagana) Kabupaten Banyumas, Heriana
Ady Chandra mengatakan, sebelumnya keluarga hanya mengetahui bahwa
Slamet pergi ke kebun untuk bersih-bersih. Namun, hingga lepas Dzuhur,
Slamet tak kunjung pulang.
Ini adalah kebiasaan yang tak lazim. Biasanya tiap adzan Dzuhur,
Slamet selalu pulang ke rumah. Suyadi sengaja menyusul ke kebun lantaran
khawatir ayahnya tertimpa hal buruk.
“Karena khawatir, maka Suyadi menyusul Slamet bapaknya untuk menjemput agar pulang ke rumah,” ucap Heriana, Minggu malam.
Benar saja kekhawatiran Suyadi. Sesampai di kebun, ia melihat ayahnya tewas terbakar di sekitar rumpun bambu. Suyadi
kemudian memanggil Sholeh untuk membantu menolong.
Tapi, mereka berdua
tak berdaya lantaran tak ada air untuk memadamkan api yang
membakar Slamet. Peristiwa ini kemudian dilaporkan ke Pemerintah Desa Semedo yang
lantas meneruskan laporan itu ke Polsek Pekuncen.
Tak berapa lama,
Inafis dan Tim Kesehatan tiba di Tempat Kejadian Perkara. mereka
mengolah TKP dan memeriksa kondisi jenazah.
Selanjutnya, Tim Tagana, Pramuka Peduli, Kepolisian, TNI dan unsur
relawan lainnya mengevakuasi jenazah ke RSUD Margono Soekarjo.
“Setelah dilakukan pemeriksaan oleh Tim Inafis dan Puskesmas
Pekuncen, Inafis merekomendasikan agar jenazah dibawa ke RS Margono
Soekardjo untuk pemeriksaan lanjutan,” ucapnya.
Dugaan sementara, korban tak berhati-hati saat membersihkan kebun dengan membakar daun dan ranting kering. Saat api membakar di bagian bawah tebing, diduga korban terpeleset dan jatuh di tengah kobaran api.
Bersih-bersih kebun pada puncak kemarau memang lazim di kalangan petani. Mereka mempersiapkan lahan untuk ditanami pada musim penghujan yang akan segera tiba.
Salah satu teknik bersih lahan yang kerap dilakukan adalah dengan membakar tumpukan dedaunan dan semak. Tetapi, kebiasaan ini menyimpan marabahaya. Sebab, tiupan angin kencang memicu meluasnya kebakaran.
Selain berpotensi merugikan seara material, kebiasaan membakar lahan ini bisa pula membahayakan jiwa. Dan itu terbukti pada kasus terbakarnya Slamet akibat api yang diduga dinyalakannya sendiri.
Editor : Diko
Dugaan sementara, korban tak berhati-hati saat membersihkan kebun dengan membakar daun dan ranting kering. Saat api membakar di bagian bawah tebing, diduga korban terpeleset dan jatuh di tengah kobaran api.
Bersih-bersih kebun pada puncak kemarau memang lazim di kalangan petani. Mereka mempersiapkan lahan untuk ditanami pada musim penghujan yang akan segera tiba.
Salah satu teknik bersih lahan yang kerap dilakukan adalah dengan membakar tumpukan dedaunan dan semak. Tetapi, kebiasaan ini menyimpan marabahaya. Sebab, tiupan angin kencang memicu meluasnya kebakaran.
Selain berpotensi merugikan seara material, kebiasaan membakar lahan ini bisa pula membahayakan jiwa. Dan itu terbukti pada kasus terbakarnya Slamet akibat api yang diduga dinyalakannya sendiri.
Editor : Diko
No comments