Pemerintah Rilis Lokasi Wisata yang Boleh Buka Lagi, Ini Daftarnya
SUARA DESA -
Menteri Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama
Kusubandio menyambut baik rencana pembukaan wisata alam di sejumlah
daerah, sehingga diharapkan dapat kembali menggerakkan perekonomian
masyarakat, khususnya di sektor pariwisata.
"Saat ini kita berencana membuka wisata alam yang berisiko rendah
terhadap penularan," kata Wishnutama dikutip dari keterangan resmi
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Rabu (24/6/2020).
Adapun kawasan pariwisata alam yang direncanakan akan dibuka secara
bertahap tersebut terdiri dari kawasan wisata bahari, kawasan konservasi
perairan, kawasan wisata petualangan, taman nasional, taman wisata
alam, taman hutan raya, suaka margasatwa, dan geopark.
Selain itu juga pariwisata alam nonkawasan konservasi yang antara
lain kebun raya, kebun binatang, taman safari, desa wisata, dan kawasan
wisata alam yang dikelola oleh masyarakat.
Sementara Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Doni
Monardo dalam jumpa pers bersama Menparekraf dan Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan, Senin (22/6), mengatakan kawasan pariwisata alam
tersebut dapat dibuka secara bertahap sampai dengan batasan pengunjung
maksimal 50 persen dari kapasitas normal saat ini.
"Kawasan pariwisata alam yang diizinkan untuk dibuka adalah kawasan
pariwisata alam yang berada di kabupaten kota zona hijau dan atau zona
kuning. Untuk zona lain akan diatur sesuai dengan kesiapan daerah dan
pengelola kawasan. Keputusan pembukaan kawasan pariwisata alam yang
berada di 270 kabupaten/kota pada zona hijau dan kuning diserahkan
kepada bupati dan walikota," kata Doni.
Pengambilan keputusan ini, kata Doni, harus melalui proses musyawarah
dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah yang melibatkan pengelola
kawasan pariwisata
alam, Ikatan Dokter Indonesia di daerah, pakar epidemiologi, pakar
kesehatan masyarakat, pakar ekonomi kerakyatan, tokoh agama, tokoh
budaya, tokoh masyarakat, tokoh pers, pegiat konservasi, dunia usaha
khususnya pelaku industri pariwisata, serta DPRD melalui pendekatan
kolaborasi pentahelix berbasis komunitas.
Dalam
kesempatan yang sama, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti
Nurbaya Bakar mengatakan, berdasarkan hasil kerja Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan bersama-sama dengan pemerintah daerah di lapangan
melalui unit pelaksana teknis kerja Kementerian, tercatat ada 29 taman
nasional dan taman wisata alam yang secara bertahap sudah dapat dibuka
dari proyeksi waktu saat ini sampai dengan pertengahan Juli 2020.
"Beberapa taman nasional yang kita akan buka seperti misalnya Gunung Gede Pangrango, Bromo Tengger Semeru dan atau Rinjani," kata Siti Nurbaya.
Setelah itu akan ditinjau kembali beberapa lokasi lain yang juga bisa dibuka secara bertahap. Diantaranya di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, juga Bali.
Untuk itu, Wishnutama kembali mengingatkan dalam rencana pembukaan wisata alam ini harus diikuti dengan pemberlakuan protokol kesehatan yang ketat.
"Jangan sampai dalam pelaksanaan nanti malah terjadi peningkatan kasus baru. Karena memperbaiki protokol bisa sehari dua hari saja, tetapi mengembalikan rasa percaya itu butuh waktu lama. Jika kita tidak hati-hati dan disiplin dalam pelaksanaanya dampak ekonominya bisa lebih buruk lagi bagi para pelaku sektor pariwisata," kata dia.
"Beberapa taman nasional yang kita akan buka seperti misalnya Gunung Gede Pangrango, Bromo Tengger Semeru dan atau Rinjani," kata Siti Nurbaya.
Setelah itu akan ditinjau kembali beberapa lokasi lain yang juga bisa dibuka secara bertahap. Diantaranya di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, juga Bali.
Untuk itu, Wishnutama kembali mengingatkan dalam rencana pembukaan wisata alam ini harus diikuti dengan pemberlakuan protokol kesehatan yang ketat.
"Jangan sampai dalam pelaksanaan nanti malah terjadi peningkatan kasus baru. Karena memperbaiki protokol bisa sehari dua hari saja, tetapi mengembalikan rasa percaya itu butuh waktu lama. Jika kita tidak hati-hati dan disiplin dalam pelaksanaanya dampak ekonominya bisa lebih buruk lagi bagi para pelaku sektor pariwisata," kata dia.
No comments