Satu lagi Dokter di Medan Meninggal Dunia Akibat Covid-19
SUARA DESA -
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang
Kota Medan kembali berduka. Setelah sebelumnya dokter muda berprestasi
yakni dr Andhika Kesuma Putra Dokter Spesialis Paru menjadi relawan
Covid-19 meninggal dunia karena terpapar Covid-19, dan kali ini kabar duka
juga datang dari dr Dennis.
Ketua IDI Cabang Kota Medan, dr Wijaya Juwarna Sp-THT-KL mengatakan,
dokter muda ini memang bukan salah satu relawan Covid-19, namun dokter
umum yang berpraktek di salah satu klinik di daerah Kampung Lalang
tersebut meninggal setelah 5 hari di rawat di Rumah Sakit Siloam karena
terinfeksi Covid-19.
"Almarhum merupakan dokter termuda di Medan yg meninggal dunia dengan
infeksi Covid-19," ujar Wijaya Juwarna ketika dikonfirmasi, Kamis
(13/8/2020).
Wijaya Juwarna menyebutkan, saat ini ada satu dokter lain yang juga
bekerja di klinik yang sama tengah di rawat di ICU salah satu RS di
Medan.
"Diantara 7 dokter di Medan yang meninggal dr Dennis yang paling muda
usianya. Dan, setahu kita tidak ada penyakit penyerta," sebutnya.
Dokter Wijaya memastikan, jauh sebelum ada Covid-19 dokter selalu
berpegang teguh pada sumpahnya untuk mengutamakan kesembuhan pasiennya
bahkan menghargai kehidupan sejak masa pembuahan.
Namun dibalik prinsip sumpahnya tersebut para dokter sebagai warga
negara juga wajib mendapat perlindungan dari negara layaknya warga
negara lainnya.
"Kiranya kita masih berharap dukungan seluruh pihak, baik
dari pemerintah dan masyarakat untuk turut menghargai perjuangan para
dokter yang dalam tidurnya seolah tetap terbangun karena ketika mereka
bertugas seolah-olah menghadapi jutaan peluru yang tidak terlihat mata,"
tegasnya.
Karena itu dr Wijaya juga meyakini dan percaya tidak ada satupun dokter
akan meninggalkan tanggung jawabnya sepanjang masih mampu dia bertahan
di tengah krisis semangat dan bahaya infeksi Covid-19 yang selalu
mengancam.
"Bagi sejawat yang mempunyai penyakit penyerta saran saya untuk 3-4
minggu kedepan istirahat sejenak. Lalu, bagi sejawat yang bertugas
langsung di ruang isolasi agar beristirahat 2 minggu setelah 2 minggu
bertugas.
"Jika dinilai satu RS lebih bermakna jika menangani pasien
non-Covid, maka RS tersebut tidak boleh menangani pasien Covid-19,
begitu sebaliknya," ujarnya.
Namun, sambung dr Wijaya saat ini kekhawatiran yang ada justru layanan
untuk pasien non Covid-19 akan terganggu, mengingat banyak tenaga
kesehatan yang justru tidak langsung menangani pasien Covid-19
terinfeksi saat ini.
"Oleh karena itu sangat penting memetakan kembali RS yang ada," tukasnya.
Terpisah, Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi
Sumut, dr Mayor Whiko membenarkan kabar meninggalnya seorang dokter di
RS Siloam Medan, Rabu sore (12/8/2020).
"Betul, ia sempat dirawat 5 hari di RS Siloam," ujar dr Whiko melalui pesan singkat whatsappnya.
Dikatakannya, dr Dennis yang meninggal sekitar pukul 17.53 WIB hasil swab PCR nya positif Covid-19.
"Ia dokter umum yang berpraktek di daerah Kampung Lalang, Medan, " katanya.
Informasi yang diperoleh, dr Dennis adalah dokter umum di Klinik Gereja
Bethel Kampung Lalang. Ia sempat menjalani perawatan lima hari di RS
Siloam Medan. (LM)
No comments