Matinya Ribuan Ikan di Pantai Alam Datuk Belum di Ketahui Pasti Penyebabnya
![]() |
Foto : Anan nelayan Tanjung Tiram didampingi Bendahara HNSI Batu Bara Dani. (suara desa / erwin). |
SUARA DESA -
Matinya Ribuan Ikan di Pantai Alam Datuk Desa Kuala Indah, Kecamatan Sei Suka, kabupaten Batu Bara, hingga kini belum di Ketahui Pasti Penyebabnya, Jumat (21/5/2021).
Kejadian ini pun menjadi sorotan Kapolres
Batu Bara melalui Kasat Reskrim AKP Ferry Kusnadi SH MH yang hadir dilokasi untuk
meneliti penyebab kematian ribuan ekor di kawasan pesisir Pantai Wisata Alam Datuk, pada Selasa (21/04) lalu.
Para nelayan di Tanjung Tiram pun mengapresiasi Plt Kepala Dinas (Kadis) Perikanan Kabupaten Batu Bara Anton Ritonga yang juga hadir di lokasi.
Anton Ritonga mengatakan, kedatangannya
bersama Kadis Lingkungan Hidup Azhar untuk mengambil sampel dan akan segera melakukan pemeriksaan di Laboratorium ke Medan. Karena
hasil Laboratorium akan menentukan apa penyebab matinya ribuan ekor ikan
tersebut.
Hal Senada juga di katakan Kadis Lingkungan Hidup Azhar. Beliau menyebutkan, jika dia bersama timnya melakukan pengambilan sampel air yang ada di muara pesisir tempat matinya ikan untuk di lakukan uji laboratorium.
Sementara salah seorang nelayan Tanjung Tiram Anan warga Desa Suka Maju di dampingi Bendahara HNSI kabupaten Batu Bara Dani sudah mendengar masalah itu.
Tapi perlu mendapat penjelasan secara utuh dari pihak
dinas terkait apakah sudah melakukan penelitian soal masalah matinya ribuan ekor
ikan di pesisir Kuala Indah beberapa waktu yang lalu.
Di sebutkan Anan, sebelumnya Dinas Lingkungan Hidup kabupaten Batu Bara telah mengambil sampel air yang ada di muara pesisir tempat matinya ikan itu untuk di uji ke laboratorium.
Lanjut Anan mempertanyakan bahwa ribuan ekor ikan yang ditemukan mati di kawasan pantai Alam Datuk tersebut belum di ketahui pasti apa penyebabnya.
“Sekarang sudah masuk 31 hari dari peristiwa matinya ribuan ekor ikan di pesisir Kuala Indah, apakah sudah hasil lab nya. Kalau sudah ada hasilnya, mengapa tidak dipublikasikan agar masyarakat tidak khawatir terutama nelayan,“ tandas Anan.
Karena persoalan nelayan ini adalah persoalan hidup, kami sebagai nelayan yang dikatakan notabenenya orang bodoh tetapi kami ingin tahu, perlu kepastian hasil lab nya, tegas Anan.
Sementara itu Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) kabupaten Batu Bara H Syafri Habni melalui WhatApp mengatakan, berhubungan masih dalam suasana Lebaran Idul Fitri 1442 H, DPC HNSI sampai ini belum ada melakukan koordinasi dengan Dinas Perikanan dan Dinas Lingkungan Hidup kabupaten Batu Bara, terkait hal itu.
“Kita ketahui bersama bahwa setelah di masukkan ikan yang mati dan air ke laboratorium kita harus menunggu satu atau dua Minggu untuk mengetahui hasilnya,“ sebut Ketua DPC HNSI kabupaten Batu Bara.
Di katakannya, dan kita juga memaklumi kalau kejadian itu bertepatan di bulan puasa ramadhan menjelang lebaran, jadi hingga saat ini kami dari DPC HNSI belum dapat mengkonfirmasi dinas terkait tentang hasil labnya. Ditambah lagi sekarang ini kita sedang menghadapi Wabah Virus Covid-19 sehingga semua pertemuan dibatasi.
“Namun DPC HNSI kabupaten Batu Bara akan terus mencari tahu penyebab matinya ikan-ikan itu, dan akan segera mempertanyakan kepada dinas terkait hasil labnya,“ pungkas Ketua DPC HNSI H Syafri Habni.
Reporter : Erwin
Editor : Diko
No comments