Camat Medan Belawan Sebut Amdal Penimbunan Paluh Belum Ada
SUARA DESA -Foto : Penimbunan paluh Haliya dan paluh Hantu.
Ratusan
rumah penduduk mulai lingkungan 9, 8, 7, 6, 5, dan lingkungan 4
Kelurahan Labuhan Deli, Kecamatan Medan Marelan, "karam". Perkampungan
yang dilintasi paluh Haliya dan paluh Hantu itu diserang air laut yang
menjorok naik ke daratan. Warga harapkan perhatian Walikota Medan. Sabtu
(27/11/2021).
Pembiaran penimbunan anak-anak paluh Haliya dan
paluh Hantu serta penimbunan daerah kawasan hutan mangrove di wilayah
Kecamatan Medan Belawan dan Medan Marelan menjadi tudingan masyarakat
penyebab malapetaka tersebut.
Seperti di Kelurahan P. Sicanang
Belawan Kecamatan Medan Belawan kota Madya Medan, penimbunan di daerah
paluh-paluh dan daerah hutan mangrove yang disebut-sebut untuk
pembangunan penumpukan peti kemas itu berjalan mulus.
Dampak
buruk dari bebasnya penimbunan tersebut, ratusan bahkan mencapai ribuan
rumah penduduk Labuhan Deli Medan Marelan dan Medan Belawan terendam air
laut.
"Rumah kami mulai direndam air laut, sebelum-sebelumnya
tidak pernah. Kami harap Walikota Medan peduli dengan nasib kami", kata
ibu paruh baya yang tinggal di pinggiran paluh Haliya lingkungan 8
Labuhan Deli.
Rumah penduduk di pinggiran paluh Haliya digusur
pengembang. Tiap rumah (Rumah panggung-red) dihargai Rp 5 juta.
Sedangkan warga lainnya diiming-imingi kontribusi yang diduga sebagai
uang tutup mulut.
Camat Medan Belawan, Subhan Pajri Harahap
ketika dikonfirmasi tim Aliansi wartawan Medan Utara belum lama ini,
sebut pembahasan Analisa Dampak Lingkungan (Amdal) penimbunan dimulai
dari Sicanang ke paluh Haliya belum ada. "Belum ada", jawab Camat
singkat.
Reporter : Nur
No comments