Kwarcab Deliserdang Gelar Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
Foto : Kwarcab Deliserdang Gelar Peringatan Maulid Nabi.
SUARA DESA -
Kwartir
Cabang Gerakan Pramuka (Kwarcab) Deliserdang menggelar peringatan
Maulid Nabi Besar Muhammad SAW 1443 H di Taman Pramuka Lubukpakam, Sabtu
(6/11). Acara dihadiri Kakwarcab HMA Yusuf Siregar, para waka kwarcab,
para andalan, dan para pengurus kwarran se-Deliserdang.
Kakwarcab HMA
Yusuf Siregar dalam sambutannya menyampaikan salam Ketua Mabicab Ashari
Tambunan yang berhalangan hadir karena ada tugas pada waktu yang sama.
Saat
memberikan bimbingan dan arahan, ia mengatakan secara organisasi,
Kwarcab Deliserdang harus maju dan hebat karena unsur wakil ketuanya
hampir rata-rata punya jabatan di pemkab, bahkan ketuanya adalah seorang
wakil bupati.
Ia menambahkan momen peringatan maulid tersebut
hendaknya bisa dijadikan sebagai titik awal untuk kembali meneladani
sifat rasul agar dapat menjalani hidup lebih baik dan sesuai
kaidah-kaidah yang diajarkan rasul.
"Mari kita memohon kepada
Allah SWT agar dijauhkan dari segala mara bahaya, bencana alam, dan
pandemi Covid-19. Segala bencana yang tengah menimpa kita, semoga segera
sirna," katanya.
Memulai sambutan Kakwarcab Yusuf Siregar sempat
meneteskan air mata karena merasa sangat terharu. Sebelumnya Ketua
Panitia H Ibnu Hajar menjelaskan jika pembicara dalam maulid itu adalah
seorang profesor yang juga putra daerah. "Saya begitu terharu, saat tahu
titel pembicara, saya kira ustaz dari Medan atau dari Jakarta. Ternyata
asli orang Deliserdang, dari Tandam Hulu 1, Kecamatan Hamparan Perak,"
imbuhnya sambil menyeka air mata.
Ustaz Prof Dr M Qarib MA ketika
memulai ceramahnya mengatakan, potensi beras catu tidak bisa dianggap
remeh. "Saya asli lahir dan besar sebagai anak 'kebon', saya juga dengar
Kak Yusuf dulunya anak kebon. Jadi kita sejak kecil sama-sama makan
nasi dari beras catu. Artinya banyak para pemimpin dan cedikiawan di
daerah ini yang masa kecilnya merupakan anak kebon yang akhirnya punya
potensi luar biasa."
Deliserdang yang memiliki visi pembangunan
dengan merangkum nilai-nilai religiositas, dinilai M Qarib hal ini
sangat luar biasa. Sebab religi mampu menguatkan semangat keagamaan di
masyarakatnya.
Ia juga meyakini visi pembangunan ini bersumber
dari semangat Piagam Madina yang kini tersimpan di sebuah museum di
Washington DC.
Dalam pengalamannya berkunjung ke berbagai negara,
termasuk ketika menjadi utusan presiden untuk membahas keislaman di
tanah air dengan pimpinan tertinggi Katolik, setelah menyadari diri dari
perjalanan di beberapa luar negeri itu.
Ia mengaku jika Jepang dan
Korea mampu menguasai teknologi yang tinggi, namun mereka kerap merasa
hidupnya hampa, tidak punya sandaran hidup karena tidak bersandar kepada
Allah SWT.
Makanya kita sangat bersyukur meski hidup dalam
keberagaman agama, Islam mampu menjadikan umatnya untuk hidup tentram
karena segalanya disandarkan kepada Allah SWA.
Pada bagian lain
ia menyinggung soal awal mula diadakan perayaan maulid. Sebuah literasi,
katanya, seorang panglima besar Solahuddon Al Ayubi yang memulai
peringatan maulid untuk memotivasi umatnya yang mulai tidak bersemangat.
"Jadi inti peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini hendaknya juga
menjadi spirit bagi kita semua."
Untuk membangkitkan semangat
bisa dimulai dengan menerima kritik dan saran dari berbagai pihak.
Layaknya Nabi Muhammad SAW yang juga tidak alergi menerima kritik dan
mau belajar dari pihak mana pun.
Pengertian belajar tidak semata dengan
membaca buku atau bacaan lainnya, tapi juga membaca perkembangan
teknologi dan kemajuan peradaban manusia melalui kehidupan sehari-hari.
Sebagai
teladan terbaik bagi seluruh umat manusia, Nabi Muhammad SAW sudah
lebih dahulu mencontohkan kehidupannya dengan bersilaturahmi dan
mengedepankan sikap adil, dengan menempatkan sesuatu pada tempatnya.
Sikap toleransi dan damai juga sudah dicontohkan rasul. Jika sikap
toleransi dan damai tidak berlaku pada suatu daerah, maka kerukunan di
suatu daerah tidak akan pernah tercipta.
Terakhir Ustaz M
Qarib berpesan agar insan pramuka senantiasa merawat dan membangkitkan
semangat berliterasi. Dengan penguasaan ilmu, akan lebih sempurna lagi
kerukunan umat Islam jika mampu menjaga dan membangkitkan silaturahmi. (*)
No comments