Ketua Komisi B DPRD Labura Soroti Proyek Tanggul Penahan Air di Desa Pulo Dogom
![]() |
Foto : Tanggul penahan banjir yang baru dikerjakan pecah. |
SUARA DESA -
Banjir
besar yang melanda beberapa wilayah di Kabupaten Labuhanbatu Utara
Provinsi Sumatera Utara beberapa Minggu lalu, meninggalkan kesedihan
yang mendalam bagi warga Aek Kanopan. Selain menggenangi ribuan hektar
lahan pertanian, banjir juga merendam ribuan rumah, sarana ibadah,
sekolah dan harta benda.
Pasca kejadian bencana banjir tersebut,
selain intensitas curah hujan yang tinggi, diduga ada beberapa faktor
yang semakin memperparah bencana banjir kali ini. Salah satunya,
jebolnya proyek tanggul penahan yang beberapa bulan lalu dikerjakan di
Sikopi-kopi Desa Pulo Dogom Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhanbatu
Utara.
Pantauan awak media di lapangan, tidak ditemukan plank informasi mengenai pekerjaan namun telah selesai dikerjakan.
"Tanggul
penahan yang sedianya bisa jadi penahan banjir dan bermanfaat bagi
warga sekitar malah jadi mendatangkan musibah," celoteh warga saat
menunjukkan lokasi tanggul yang jebol kepada wartawan.
Terlihat
tanggul penahan yang beberapa bulan lalu dikerjakan malah bisa
pecah-pecah dan longsor di beberapa titik tanggul dengan kerusakan
mencapai sepanjang 30 meter selain pecah, retak dan longsor, tanggul
penahan juga jebol sekitar sepanjang 15 meter, yang mengakibatkan air
banjir masuk menerjang perkebunan warga dan mengalir sampai ke
permukiman hingga merendam ribuan rumah warga Aek Kanopan.
Sementara,
Jaslan (66) warga Aek Bange seberang juga menyesalkan ulah oknum
Kontraktor Nakal yang diduga dengan sengaja menimbunkan batang pohon
sawit di tanggul penahan, sehingga tanggul tidak kuat ketika diterjang
derasnya air sungai dan diduga menjadi penyebab pecahnya tanggul.
"Ia
ada pasti ada, ini kan sawit yang di bongkar ditimbunkan semua di
sini," ucap Jaslan sambil menunjukkan tumpukan batang sawit yang
terlihat di lokasi pecahnya tanggul.
Jaslan merasa kecewa atas
pekerjaan tanggul penahan tersebut. Ia berharap dan meminta kepada
Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, agar turun kelokasi pembuatan
tanggul penahan yang pecah..
"Mohonlah Pak Gubernur, agar
ditinjau ini, kami menduga proyek pengerjaan ini dikerjakan
asal-asalan," pintanya, Sabtu (12/11/2022).
![]() |
Foto : Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Labuhanbatu Utara, Mufti Ahmad Dalimunthe. |
Terpisah, Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Labuhanbatu Utara Mufti Ahmad Dalimunthe saat dikonfirmasi awak media melalui pesan WhatsAppnya juga menyoroti perihal pengerjaan proyek tanggul yang dikerjakan tidak sesuai dengan semestinya.
Ia
juga mengatakan banjir besar di Labura beberapa hari lalu, yang
menggenangi ribuan rumah warga salah satunya di sebabkan oleh jebolnya
tanggul.
Ketua Komisi B DPRD Labura itu meminta Gubernur Sumut
untuk segera mengevaluasi dan mengganti kepala UPT Kualuh Barumun yang
tidak memiliki niat baik untuk mengatasi berbagai persoalan banjir di
Kabupaten Labura.
Tak
cukup sampai disitu, Ia juga meminta APH untuk memeriksa seluruh
kegiatan proyek di bawah UPT Kualuh barumun yg dinilai banyak masalah.
"Kita
dari Komisi B meminta agar pak Gubernur untuk mengevaluasi dan
mengganti Kepala UPT Kualuh Barumun, dan kepada Aparat Penegak Hukum
untuk memeriksa seluruh pekerjaan proyek tanggul mereka," Kata Politisi
PDI Perjuangan Labura tersebut.
"Kami juga mencium bau tak sedap
pelanggaran hukum dimana pihak kontraktor mengorek tanah timbun dari
lahan warga tanpa izin bahkan sampai merusak lahan masyarakat, lalu
tanahnya dijadikan tanggul, padahal semestinya tanah untuk proyek
tanggul itu didatangkan dari luar, bukan dari lahan masyarakat didekat
proyek tersebut", ucapnya.
"Persoalan
ini besar, perusakan lahan masyarakat dan pengurangan volume proyek,
proyek yang nilainya hingga milyaran rupiah faktanya tetap membuat
banjir besar di Kabupaten Labuhanbatu Utara, Komisi B menyesalkan dan
menyayangkan uang negara miliaran rupiah seakan-akan tak bermamfaat.
Oleh karenanya Komisi B meminta Bapak Gubsu utk mencopot Kepala UPT
Pengelolaan Irigasi Kualuh Barumun," tegas Ketua Komisi B DPRD Labura.
Sementara
itu, Kepala UPT Pengelolaan Irigasi Kualuh Barumun Wijaya saat di
konfirmasi wartawan berkali-kali melalui pesan WhatsApp di No
0811-6199-9xxx, tidak aktif.
Reporter : SS/OT
No comments